Masalah adalah masalah, respon kita
lah yang menentukan akhir dari sebuah masalah (Sundar Pichay)
Hampir mustahil, jika dalam hidup ini tidak
ada masalah, karena masalah adalah bagian dari kehidupan yang mau tidak mau
harus dihadapi dan itu adalah bagian dari sistem kehidupan yang tidak bisa terpisahkan. Seperti bahagia,
sengsara. kaya dan miskin. Begitupun masalah, tidak akan bisa dihindari, itu
akan menghiasi kehidupan selamanya. Kalau diibaratkan masalah itu adalah
secangkir kopi. Kopi adalah kopi, akan tetap pahit selamanya, ia tidak akan
mungkin menjadi manis tetapi kita akan tetap menyukai dan menikmati secangkir
kopi, walaupun kita tahu jika kopi adalah pahit.
Begitupun masalah, ia tidak akan menyenangkan
selamanya, tetapi apakah kita harus mengutuk dan memaki serta tidak menerima
akan masalah yang datang kepada kita. Kita juga sadar bahwa kita tidak akan
bisa menghindari masalah tersebut. Masalah- masalah yang silih berganti hadir
di dalam kehidupan ini, entah itu masalah keluarga, pekerjaan ataupun
organisasi adalah serangkaian dari sistem kehidupan yang harus dihadapi. Itu
merupakan bumbu – bumbu kehidupan yang malah akan membuat kita sadar akan
kehidupan yang nyata
Saya sering teringat dengan kata – kata
bijak ini “Pelaut yang tangguh diciptakan oleh ombak yang dahsyat bahkan badai
bukan diciptakan oleh lautan yang tenang”. Lihatlah sosok pelaut – pelaut yang
tangguh, hampir dipastikan kalau dia sering membelah samudera dan sering
berhadapan dengan badai di tengah samudera. Tetapi pelaut yang tangguh tidak
akan mencaci dan mencerca akan datangnya badai tersebut, Dia malah merespon dan
menghadapi badai tersebut dengan segala kemampuannya, jadi kapanpun badai
datang dia akan siap menghadapinya.
Masalah akan membuat kita semakin bijaksana
dalam memandang kehidupan ini. Karena ada masalah adapun juga solusi.
Tergantung kita memandang dari kacamata mana masalah tersebut. Bukankah masalah
akan membuat kita semakin bijaksana dalam bertindak, selalu berintropeksi diri
dan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik. Di antara stimulus dengan respon,
ada suatu ruang/jeda. Dalam ruang tersebut terletak kebebasan dan kuasa untuk
memilih respon. Dalam respon terletak
pertumbuhan serta kebahagiaan kita.
Bukankah kopi itu pahit dan masalah itu
pahit, tetapi kita sering menyelesaikan masalah dengan secangkir kopi (Gilang
Pratama)
Komentar
Posting Komentar