Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Menimbang Teori Peluru (Hypordemic needle theory)

Dalam menyikapi pesan pada media sosial Dewasa ini peran media sosial begitu besar dalam kehidupan manusia. entah mengapa seolah – olah “kehidupan maya” lebih penting daripada kehidupan nyata. Bertubi – tubi pesan dalam media sosial menyerang manusia, tidak perduli di kantor, di rumah bahkan di masjid sekalipun. Dengan mudahnya akses teknologi yang kian mudah, murah dan cepat dijangkau oleh semua kalangan manusia. Media sosial seperti breakfast dipagi hari, lunch disiang hari dan dinner dimalam hari, semua manusia berlomba –lomba mendapatkan informasi ditangannya. Sayangnya, semua informasi yang ada di media sosial seperti “Tuhan” yang layak dipuja. Informasinya dengan cepat diserap dan dipercaya oleh kebanyakan manusia. Tidak perduli dari mana pesan berasal, siapa yang menyampaikannya dan tujuannya untuk apa, tetapi lebih mementingkan aspek menarik atau tidaknya pesan tersebut. Menarik apabila membahas “ hypodermic needle theory ” atau yang sering disebut “teori pel

Belajar dari Napak Tilas Ulama...

Pagi itu pada hari yang cerah secerah wajah peserta wisata ziarah Irma Palembang, menambah semangat saya sebagai guide acara tersebut. Tampak juga dari peserta tersebut beberapa orang ibu-ibu yang ingin mempelajari Masjid bersejarah yang telah ditinggalkan oleh wali-wali Allah di bumi Palembang Darussalam. Semangat ibu-ibu tersebut tidak kalah dengan mahasiswa tingkat akhir yang dikejar deadline skripsi nya J . ..hehe Acara wisata ziarah Irma Palembang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu mengunjungi beberapa Masjid bersejarah, seperti Masjid Agung, Masjid Suro’, Masjid Lawang Kidul, Masjid Sei lumpur, dan Masjid Kiai Muara Ogan serta ke makam Sultan Mahmud Badaruddin I. Tugas saya sebagai guide yaitu memberitahukan peserta tentang sejarah Masjid tersebut dan perjuangan ulama dalam membangun Masjid tersebut. Karena sudah berulang kali saya menjadi guide dalam acara tersebut, tentu saja dan Alhamdulillah tidak ada halangan bagi saya untuk menjelaskan secara rinci seja

Allah Guide Me…..

Forgive me Allah, because there are loves beside you. I only man who has love although I know that it was wrong, but actually I don’t want to love someone. It sources from inside my heart. Guide me to love you, just love you and my prophet “Muhammad Saw”. Loving you and your prophet is my priority in my life, but it is difficult for me because temptation is surround me. I just love world which is false, my life only desire to reach world. Therefore, I will make my parent happy from myself I promise it. I am going to hard work and hard effort to make them proud of me even though I’m sure that it’s not easy to me. I have to spend my time to earn money and only focus to my purpose. Second, I will give my sister and brother the good thing. I am the first child from three brothers, but until now I can’t make them proud of me yet. As the first child I had had to give them the best thing. I hope that I only focus to my aims to become the good person without doing something’s wrong. Even

Bangkitlah, kembalilah kepadanya

Pada dasarnya semua manusia di bumi ini memiliki banyak kesalahan. Kesalahan itu baik kesalahan yang kecil atau pun yang sangat besar serta kesalahan yang tampak maupun yang tersembunyi. Intinya manusia adalah makhluk yang tak lepas dari yang namanya dosa. Dosa dahulu kala atau pun sekarang, khilaf dan salah pernah kita lakukan. Dahulu, kita pernah mempunyai mimpi yang besar, mimpi untuk menjadi seorang yang besar, mungkin mimpi untuk menjadi seorang pengusaha, pejabat atau pun mimpi untuk melamar seseorang yang kita cintai. Mimpi tersebut gagal karena atas kesalahan kita sendiri, kesalahan yang dibuat terlalu besar sehingga kita harus mengubur dalam-dalam mimpi tersebut. Berjuta-juta kesalahan pernah kita lakukan, kesalahan tersebut membuat kita jatuh, jatuh ke dalam lembah kegagalan. Kesalahan yang membuat kita depresi, gagal meraih mimpi yang pernah kita rencanakan. Lantas apakah yang harus kita lakukan? Apakah meratapi semua yang terjadi ataukah menjadi tidak bersemanga

Mutiara Tetaplah Mutiara Dimanapun Berada

Banyak dari kita menyalahkan “ keadaan ” adalah penyebab kita terjatuh pada lembah hitam, kegagalan, kemiskinan dan kerusakan pada diri kita. Ada lagi orang yang menyalahkan lingkungan lah yang bertanggung jawab pada kegagalannya. Memang benar lingkungan berpengaruh pada diri seseorang, oleh karena itu pandai-pandailah dalam memilih lingkungan dan orang terdekat kita. Tapi apakah kesemua itu lantas kita berkata “karena keadaaan begini saya rusak, karena lingkungan lah saya hancur, karena orang tua yang broken home saya jadi begini, karena miskin saya mencuri, karena tidak ada pekerjaan saya merampok”. Bisakah hal seperti itu dijadikan dasar pembelaan atas kesalahan kita? Lantas  apakah kita tidak punya “daya dan upaya” untuk menyaring perbuatan-perbuatan yang buruk disekitar kita. Bukankah kita mempunyai “akal” untuk mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, dan akal juga mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Mari kita merenun