Langsung ke konten utama

Komunikasi Efektif


Oleh: Gilang Pratama

  ..Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa-nya (An-Nisa’[4]:63)


Setiap manusia, hewan dan tumbuhan melakukan komunikasi untuk terus berinteraksi dan memahami satu sama lainnya. Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini. Komunikasi merupakan sendi pokok kehidupan. Tidak ada kehidupan tanpa komunikasi. 
Berkomunikasi secara efektif merupakan suatu keharusan agar kita selalu bisa berinteraksi dan bisa menempati diri pada situasi dan kondisi pendengar. 
Berikut adalah tips untuk berkomunikasi secara efektif/ huhum komunikasi efektif (The 5 Inevitable Laws Of Effektitive Communication) yang terangkum dalam satu kata yang menceriminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu “REACH” yang secara harfiah berarti “merengkuh” atau “meraih”
 1.Respect 
Yaitu rasa hormat dan saling menghargai. Bagaimana kita bisa menaruh rasa hormat kepada orang lain dan berusaha memberikan penghargaan yang tulus dan jujur. 
2.Emphatic
 Kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh seseorang. Seorang pembicara yang baik harus mengetahui lawan bicaranya, mengerti dahulu baru kemudian anda akan dimengerti.
3. Audible
 Dapat didengarkan dan dimegerti dengan baik. Pesan yang disampaikan harus diterima oleh pendengar, suara yang disampaikan harus jelas dan tidak samar, agar komunikasi terjalin dengan baik. 
4. Clarity 
Kejelasan dari isi pesan. Jangan membuat isi pesan kabur / samar, sehingga tidak menimbulkan multi – interpretasi. Clarity juga dapat diartikan keterbukaan dan transparasi . 
5. Humble
 Sifat Rendah hati, sifat yang mau melayani, mau mendengar, lemah lembut dan penuh pengendalian diri. Humble juga berarti tidak menggurui orang lain ketika berkomunikasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara Tetaplah Mutiara Dimanapun Berada

Banyak dari kita menyalahkan “ keadaan ” adalah penyebab kita terjatuh pada lembah hitam, kegagalan, kemiskinan dan kerusakan pada diri kita. Ada lagi orang yang menyalahkan lingkungan lah yang bertanggung jawab pada kegagalannya. Memang benar lingkungan berpengaruh pada diri seseorang, oleh karena itu pandai-pandailah dalam memilih lingkungan dan orang terdekat kita. Tapi apakah kesemua itu lantas kita berkata “karena keadaaan begini saya rusak, karena lingkungan lah saya hancur, karena orang tua yang broken home saya jadi begini, karena miskin saya mencuri, karena tidak ada pekerjaan saya merampok”. Bisakah hal seperti itu dijadikan dasar pembelaan atas kesalahan kita? Lantas  apakah kita tidak punya “daya dan upaya” untuk menyaring perbuatan-perbuatan yang buruk disekitar kita. Bukankah kita mempunyai “akal” untuk mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, dan akal juga mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Mari kita merenun

Bangkitlah, kembalilah kepadanya

Pada dasarnya semua manusia di bumi ini memiliki banyak kesalahan. Kesalahan itu baik kesalahan yang kecil atau pun yang sangat besar serta kesalahan yang tampak maupun yang tersembunyi. Intinya manusia adalah makhluk yang tak lepas dari yang namanya dosa. Dosa dahulu kala atau pun sekarang, khilaf dan salah pernah kita lakukan. Dahulu, kita pernah mempunyai mimpi yang besar, mimpi untuk menjadi seorang yang besar, mungkin mimpi untuk menjadi seorang pengusaha, pejabat atau pun mimpi untuk melamar seseorang yang kita cintai. Mimpi tersebut gagal karena atas kesalahan kita sendiri, kesalahan yang dibuat terlalu besar sehingga kita harus mengubur dalam-dalam mimpi tersebut. Berjuta-juta kesalahan pernah kita lakukan, kesalahan tersebut membuat kita jatuh, jatuh ke dalam lembah kegagalan. Kesalahan yang membuat kita depresi, gagal meraih mimpi yang pernah kita rencanakan. Lantas apakah yang harus kita lakukan? Apakah meratapi semua yang terjadi ataukah menjadi tidak bersemanga

SUKSES BERKOMUNIKASI SUKSES BERKARIR